![]() |
Suasana didepan sekolah usai aksi penyerangan. (Foto : Bram). |
Menurut informasi yang dihimpun di TKP, tiga pelajar yang dikeluarkan itu datang menyerang sekolah bersama teman-temannya dari arah timur sekolah atau dari arah Dusun Godo Desa Dadibou. Dalam penyerangan hanya tiga orang siswa itu saja yang melempar kedalam sekolah.
Aksi nekat ini membuat guru dan siswa lari berhamburan. Namun, siswa lain yang berasal dari desa Donggobolo yang merasa resah dengan ulah tiga orang siswa itu pun beraksi. Karena kepedulian mereka terhadap sekolah, mereka menggiring dan mengejar tiga siswa itu hingga ke area persawahan.
Kapolsek Woha AKP H. Fandi AR mengungkapkan, tiga orang siswa SMKN 2 Bima yang dikeluarkan itu yaitu AD, BG dan ADS asal desa Dadibou Kecamatan Woha. Mereka masuk dari arah timur sekolah atau dari arah Dusun Godo Desa Dadubou, kemudian melempari guru dan warga sekolah menggunakan batu.
"Tidak hanya mereka, beberapa temannya yang tidak sekolah juga diajak untuk serang sekolah, namun hanya mereka bertiga melempari warga sekolah," ujar Kapolsek.
Karena terancam kata Kapolsek, siswa lainnya juga membalas dengan lemparan batu. Siswa asal Desa Donggobolo pun menggiring dan mengejar tiga siswa yang dikeluarkan itu hingga ke persawahan, sehingga terjadi saling kejar mengejar di area persawahan di sebelah timur sekolah.
"Mereka di kejar oleh siswa asal Donggobolo hingga mendekati perkebunan," tutur Kapolsek.
Kapolsek mengaku, tiga orang pelajar asal Dadibou itu dikeluarkan atas kesepakatan bersama rapat komite dan guru karena yang bersangkutan telah berulang kali melakukan perkelahian dengan siswa lain.
"Dari pada tiga orang itu jadi penyakit yang bisa menjangkit pada yang lain, sekolah terpaksa mengambil keputusan mengeluarkan mereka," paparnya.
Lantaran karena tidak terima dikeluarkan, mereka mengajak rekannya untuk menyerang sekolah. "Guru lari berhamburan kaget karena dilempari batu oleh mereka," jelasnya.
Mendengar laporan dari pihak sekolah, Kapolsek memimpin langsung untuk menghalau dan memukul mundur sampai ke perkampungan. Hal itu, Kapolsek meminta pihak sekolah untuk melaporkan kejadian ini agar diproses hukum.
"Tiga pelajar tersebut kerap kali membuat onar di sekolah ini, kalau dibiarkan akan berkepanjangan dan bisa saja siswa lain berbagai desa akan terlibat, apalagi mereka kerap kali dengan siswa diluar desa Donggobolo,” pungkasnya.
Jurnal-04