Malam Penuh Pesona, Festival Rimpu Mantika Pukau Warga Kota Bima

Iklan Atas Halaman 920x250

.

Malam Penuh Pesona, Festival Rimpu Mantika Pukau Warga Kota Bima

Kamis, 24 April 2025

Kegiatan festival rimpu mantika di hari pertama, penampilan tarian kreasi dan fashion show.

Kota Bima, Jurnal NTB. –
Langit malam Kota Bima bertabur bintang, seolah turut merestui kemeriahan Festival Rimpu Mantika yang digelar di Lapangan Serasuba, Kamis malam, 24 April 2024. Di bawah cahaya lampu sorot dan irama musik, lapangan itu menjelma menjadi panggung megah kebudayaan yang memikat ribuan pasang mata.


Masyarakat tumpah ruah, memadati area festival dengan wajah penuh haru dan bangga. Sorak sorai dan tepuk tangan bergemuruh mengiringi setiap penampilan, menandakan antusiasme yang tak surut meski malam kian larut.


Festival dibuka dengan penampilan tarian kreasi yang memukau. Gerak para penari mengalir indah di bawah pancaran lampu, seolah menghidupkan kembali kisah-kisah leluhur Bima dalam gerak tubuh dan irama musik. Malam terasa hangat oleh semangat budaya yang menggema.


Kemudian acara berlanjut ke momen yang ditunggu-tunggu: fashion show para pejabat Pemerintah Kota Bima. Mereka melenggang di atas panggung dengan anggun dalam balutan rimpu, busana adat khas Bima yang mencerminkan keanggunan dan kearifan lokal.


Sorotan utama tertuju pada Wali Kota Bima H. Arahman H. Abidin dan Wakil Wali Kota Bima, Feri Sofiyan, yang tampil memukau bersama istri tercinta. Mereka bukan hanya pemimpin, tetapi simbol nyata dari kecintaan terhadap warisan budaya daerah.


Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima, M. Nasir, menjelaskan bahwa festival ini akan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 24 hingga 26 April 2025. Menurutnya, festival ini bukan sekadar hiburan, melainkan bentuk nyata pelestarian budaya yang telah mengakar dalam identitas masyarakat Bima.


"Nanti puncaknya akan dilaksanakan pawai rimpu," tuturnya. 


Pawai tersebut rencananya akan menyulap jalanan Kota Bima menjadi lautan kain rimpu yang berwarna-warni, menyatukan warga dalam irama tradisi dan kebanggaan akan jati diri. (RED).