Rimpu Mantika, Bukti Identitas Indonesi yang Kaya dan Beragam

Iklan Atas Halaman 920x250

.

Rimpu Mantika, Bukti Identitas Indonesi yang Kaya dan Beragam

Sabtu, 26 April 2025

Penyerahan palakat oleh Wali Kota Bima ke Dirjen Fashion pada pembukaan festival rimpu.

Kota Bima, Jurnal NTB.-
Di bawah cahaya gemerlap lampu dan langit malam Kota Bima yang bersahabat, Festival Rimpu Mantika Tahun 2025 resmi dibuka dengan penuh khidmat dan kemegahan, Jumat malam, 25 April 2025, di Lapangan Serasuba. Mengusung tema "The Jewel of Bima", festival ini menjadi momentum bersinar tidak hanya bagi Bima, tetapi juga bagi Indonesia.


Mewakili Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Direktur Fashion Ekraf, Rohani Astuti, membuka secara resmi perhelatan budaya tersebut—yang tahun ini kembali tercatat sebagai satu dari 110 event unggulan dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2025.


Suasana pembukaan dipenuhi aura magis saat tiupan sarone, alat musik tradisional Bima berbahan bambu kecil dan daun lontar, menandai dimulainya festival. Dentingnya mengalun, menembus malam, seolah memanggil roh budaya untuk kembali hadir di tengah masyarakat.


Dalam sambutannya, Rohani menyampaikan apresiasi tinggi atas komitmen Kota Bima dalam menjaga dan mengembangkan kekayaan tradisi lewat Festival Rimpu Mantika. Menurutnya, festival ini bukan lagi hanya milik daerah, tetapi telah menjadi kebanggaan bersama bangsa.


“Ini bukti bahwa Rimpu Mantika tak hanya tentang melestarikan budaya, tetapi juga tentang menegaskan identitas Indonesia yang kaya dan beragam,” ujarnya dengan penuh antusias.


Festival ini dinilai sebagai contoh ideal dari ekosistem ekonomi kreatif yang bertumbuh dari akar budaya. Melibatkan berbagai subsektor seperti fashion, musik, kuliner, dan fotografi, seluruh rangkaian kegiatan dirancang apik, memberi ruang bagi pelaku UMKM, seniman, desainer, dan kreator lokal untuk menunjukkan karya sekaligus membangun jejaring.


“Rimpu Mantika bukan hanya panggung budaya, tetapi juga ruang transaksi dan promosi yang langsung menyentuh denyut ekonomi masyarakat. Ia adalah cermin kekuatan lokal yang siap menembus pasar nasional dan global,” tambah Rohani.


Dengan penyelenggaraan yang semakin matang dari tahun ke tahun, Rimpu Mantika terus menegaskan diri sebagai festival yang bukan hanya merawat memori, tapi juga merancang masa depan. (RED)