Kota Bima, Jurnal NTB.– Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kota Bima mulai menyusun Big Data Spasial pada akhir tahun ini. Langkah ini dinilai penting sebagai dasar perumusan kebijakan operasional tahunan yang mendukung pencapaian sasaran dan program prioritas pembangunan sebagaimana tertuang dalam Perda RPJPD dan RPJMD Kota Bima.
Kepala Brida Kota Bima, Arif Roesman Efendy, menjelaskan ketersediaan Big Data Spasial merupakan kebutuhan mendesak. Hal ini sejalan dengan arahan Wali Kota Bima yang menekankan pentingnya basis data yang lengkap, valid, dan mutakhir sebagai landasan perencanaan sekaligus evaluasi capaian kinerja pembangunan.
“Pada tahap awal, sesuai ketersediaan anggaran, kami mulai dari beberapa sektor prioritas, yakni pendidikan, kesehatan, termasuk data untuk indikator penanganan stunting,” ungkap Arif, Kamis, 11 September 2025.
Lebih jauh, Arif menekankan bahwa Big Data Spasial tidak akan tumpang tindih dengan data sektoral di Diskominfotik maupun perangkat daerah lainnya. Data ini akan disajikan secara dinamis berbasis peta koordinat. “Dengan satu klik pada titik koordinat, akan muncul gambaran kondisi eksisting, permasalahan, serta potensi yang perlu ditindaklanjuti dalam kebijakan pembangunan tahunan di tiap sektor,” jelasnya.
Selain itu, Brida juga tengah menyiapkan penyusunan rencana induk dan roadmap pengembangan ekosistem riset dan inovasi Kota Bima.
“Prinsipnya, Brida hadir mendukung penyiapan dan analisis data yang dibutuhkan setiap perangkat daerah. Hasilnya bisa disajikan dalam bentuk riset dan inovasi yang menjadi bahan perumusan kebijakan sektoral, multi sektor, hingga kebijakan strategis daerah,” tambah Arif.
Ia menegaskan, Brida berkomitmen membangun proses bisnis kolaborasi dan sinergi antar-OPD. Hal ini demi mewujudkan visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota sebagaimana target indikator kinerja utama dalam RPJMD 2025–2029, RPJPD Kota Bima 2025–2045, hingga pencapaian tujuan pembangunan nasional yang tertuang dalam Asta Cita. (RED).