Lembidara Gelar FGD Bahas Upaya Meminimalisir Penyebaran Faham Keagamaan yang Bermasalah

Iklan Atas Halaman 920x250

.

Lembidara Gelar FGD Bahas Upaya Meminimalisir Penyebaran Faham Keagamaan yang Bermasalah

Selasa, 02 September 2025

Kegiatan FGD yang diselenggarakan oleh Lembidara Bima.

Kota Bima, Jurnal NTB.-
Lembaga Bina Damai Resolusi Agama (Lembidara) Bima-NTB, Selasa, 2 September 2025 menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan tema “Meminimalisir Penyebaran Faham Keagamaan yang Bermasalah”.


FGD yang dihadiri oleh anggota dan pengurus Lembidara, serta siswa perwakilan pondok pesantren, madrasah, dan sekolah di Kota Bima ini dibuka secara resmi oleh Kepala Kemenag Kota Bima, H Mansyur. 


FGD ini juga menghadirkan dua orang narasumber yaitu Ustad Iskandar dan ustad Muhammad Bin Jaidin. 


Direktur Lembidara, Eka Iskandar Zulkarnain, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen bersama untuk menjaga kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan beragama. 


“Kami ingin menghadirkan ruang dialog agar masyarakat, khususnya kalangan pendidikan dan tokoh agama, lebih waspada terhadap penyebaran faham-faham keagamaan yang dapat menimbulkan perpecahan,” ujarnya.


Eka menegaskan, sosialisasi paham keagamaan ini tidak hanya sampai disini saja. Tetapi Lembidara juga akan turun ke pondok pesantren, madrasah dan sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisasi.


"Ini penting dilakukan untuk memberi pemahaman terhadap generasi muda," jelasnya.


Melalui forum ini, Lembidara berharap tercipta sinergi lintas sektor untuk memperkuat ketahanan masyarakat dalam menghadapi isu-isu keagamaan yang sensitif, sehingga kerukunan antarumat beragama di Bima tetap terjaga.


Sementara itu, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bima, H. Mansyur, dalam sambutannya menegaskan pentingnya forum diskusi ini. Ia menyebutkan, Indonesia adalah negara yang unik karena dihuni oleh beragam agama dan ratusan suku bangsa.


“Membela NKRI harus terus kita gaungkan, terutama kepada generasi muda maupun siswa-siswi,” tegasnya. 


Ia juga menyinggung insiden yang baru-baru ini terjadi di NTB, di mana gedung DPRD dibakar massa, serta beberapa kerusuhan di daerah lain. 


“Ironisnya, pemicu insiden tersebut hal sepele, dan lebih menyedihkan lagi, pelakunya masih berstatus pelajar,” tambahnya.


H. Mansyur menilai, dengan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia serta melihat kejadian-kejadian tersebut, rasa cinta tanah air dan kesatuan bangsa menjadi hal yang sangat penting untuk terus ditanamkan. (RED).