BRIDA Kota Bima Dorong Hilirisasi Inovasi Lewat Pertemuan Inkubasi Bisnis

Iklan Atas Halaman 920x250

.

BRIDA Kota Bima Dorong Hilirisasi Inovasi Lewat Pertemuan Inkubasi Bisnis

Rabu, 08 Oktober 2025

Kepala BRIDA Kota Bima saat memberikan pemaparan.

Kota Bima, Jurnal NTB.-
Suasana aula Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Bima, Selasa, 8 Oktober 2025, tampak hidup dan penuh semangat. Puluhan inovator lokal hadir mengikuti Pertemuan Inkubasi Bisnis yang digelar BRIDA sebagai bagian dari upaya mendorong hilirisasi hasil riset dan inovasi di daerah.


Kegiatan yang berlangsung dengan konsep green meeting ini diikuti sekitar 20 inovator muda dari berbagai bidang  mulai dari teknologi tepat guna, produk olahan pangan, hingga inovasi layanan publik. Semuanya memiliki satu tujuan: menjadikan hasil karya mereka lebih siap menembus dunia industri.


Kepala BRIDA Kota Bima, Arif Roesman Effendy membuka kegiatan tersebut dengan menegaskan komitmen lembaganya untuk terus mendampingi para inovator agar produk lokal tidak berhenti di tataran ide semata.


“Melalui inkubasi bisnis ini, kami ingin para inovator naik kelas. BRIDA siap menjadi jembatan antara hasil inovasi dan peluang industri, sehingga karya yang lahir dari Kota Bima bisa memberi nilai tambah ekonomi,” ujarnya di hadapan peserta.


Selama kegiatan berlangsung, peserta terlihat antusias mempresentasikan gagasan masing-masing. Diskusi interaktif pun terjadi, di mana para inovator mendapatkan masukan langsung dari para ahli dan praktisi bisnis.


Menariknya, seluruh kegiatan menerapkan prinsip ramah lingkungan — tanpa botol plastik, tanpa spanduk sekali pakai, dan efisien dalam penggunaan listrik dan kertas. BRIDA menyebutnya sebagai green meeting, bentuk komitmen kecil namun berarti untuk mendukung keberlanjutan.


Melalui kegiatan ini, BRIDA berharap akan lahir semakin banyak produk inovasi lokal yang mampu bersaing dan memberi nilai ekonomi baru bagi daerah.


Ekonomi kreatif dan berbasis riset adalah masa depan Kota Bima,” tutup Arif Roesman.


Sementara itu, narasumber utama, Muhammad Darwis seorang praktisi NGO berpengalaman lebih dari dua dekade dalam pengembangan inovasi masyarakat, tampil membagikan pengalaman dan strategi membangun model bisnis yang berkelanjutan.


Dalam sesi sharing knowledge dan speed pitching, Darwis menekankan pentingnya keberanian inovator untuk memasarkan ide dan membuka jejaring dengan pelaku industri.


“Inovasi bukan hanya soal ide cemerlang, tapi bagaimana ide itu bisa diterima pasar dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya. (RED).